Hadits

Kajian Arbain 1: Hadits Ummu Qais

Hadits Ummu Qais

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة

Dari Amiril Mukminin Umar Abu Hafshah ibn Khathab rah. berkata: Aku mendengar, Rasul Allah saw bersabda:

Sesungguhnya tiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Hadist tersebut disebut Hadits Ummu Qais karena asbabul wurudnya adalah tentang sesorang yang pergi dari makkah ke madinah untuk mengejar cinta seorang wanita yang bernama Ummu Qais

Maka bukannya memperoleh ganjaran Hijrah, ia hanya (mungkin) memperoleh cinta Ummu Qais.

Alangkah ruginya pemuda itu seandaian ia bertepuk sebelah tangan. Cinta sang wanita tidak diperolehnya, apalagi Ridha Allah karena Hijrah.

Padahal ia sudah banyak berkorban. Tetapi pengorban sia-sia belaka

Begitu juga kita. Kita yang sudah bekerja banting tulang, berbuat dengan mengorbankan pikiran, harta, keringat, emosi. Tetapi semua tidak ada nilainya. Dan kita tidak mendapatkan apa-apa.

Naudzu billahi min dzalika

Maka keikhlasan adalah hal yang mutlak harus kita miliki dalam setiap pekerjaan

Hanya Allah-lah tujuan kita berbuat

Kita bekerja mencari uang, untuk memberi makan anak istri agar mereka beribadah kepada Allah.

Itu tidak sia sia

Perkerjaan yang tidak sia-sia adalah pekerjaan yang disertai niat yang ikhlash

Ikhlash bukannya tanpa pamrih, tetapi ikhlash adalah pekerjaan yang semata-mata mengharap ridha Allah.

Ikhlas itu inti dari Islam sendiri. Sesuatu hal yang paling berat/sulit untuk dilakukan oleh manusia.

 

Yuk kita belajar ikhlash.

Jangan harapkan bayaran dari manusia. harapkan aja bayaran dari Allah

 

Yuk kita belajar ikhlash

Jangan harapkan pujian dari manusia, harapkan aja pujian dari Allah

 

Yuk kita belajar ikhlash

jangan takut celaan orang lain, takutlah celaan Allah saja.

Jangan jadikan perbuatan kita sendiri sia-sia. hiasilah ia dengan keikhlasan

 

Para ulama banyak sekali yang mendefinisikan kata ikhlash. tapi saya suka Definisi Syaikh Zainuddin Al Malibary

”Iimaanu mar-in laa  yakuunu takaamalaa,

hatta taraa naasaan bi-ibili mutstsilaa”

(Iman seseorang tidak akan sempurna, sampai tidak membedakan antara dilihat orang atau unta).

 

Karenanya ciri orang yang ikhlash adalah Istiqamah. Tidak bangga dengan sanjungan orang, dan tetap konsisten walau banyak yang mencela.

Semoga kita bisa menjaga keikhlasan.

Aamiin

Wallahu Alam

8 komentar pada “Kajian Arbain 1: Hadits Ummu Qais

  • Ikhlas. Berat tapi harus terus dilatih..

    Balas
  • Terima kasih pencerahannya mas, artikelnya bergizi banget tfs..

    Balas
  • Keikhlasan sangat penting dalam melakukan hal apa pun agar apa yang kita lakukan berbuah pahala ^^

    Balas
  • nasihat yang indah di pagi ini, setelah semalam saya mewek sebab anak pulang ke ponpes…

    Balas
    • Semoga menjadi anak yang sholeh dan alim. Yang Insya Allah akan berguna bagi ummat

      Balas
  • Semoga Allah selalu menjaga niat baik kita, karena Ilmu Ikhlas itu ilmu yang sulit dijangkau. Karena ikhlas sebenarnya adalah ketika kita tidak mengucapkan kata ikhlas di dalamnya (seperti surat al-ikhlas)

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *