[Kajian 3 Prinsip Utama] Bagian 2 : Kewajiban Mempelajari dan Mengamalkan 3 Hal Bagian 2
Kewajiban Mempelajari dan Mengamalkan 3 Hal
Matan :
Ketahuilah wahai yang dirahmati Allah, bahwa wajib bagi bagi sekalian kaum muslimin dan muslimat untuk mempelajari 3 hal dan mengamalkannya
Sesungguhnya Allah yang menciptakan kita dan memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan. Tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul. Maka barang siapa yang menaati Rasul pasti akan masuk surge, dan barang siapa yang menentangnya pasti akan masuk neraka.
Allah Swt berfirman
Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Firaun. Maka Firaun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (Qs Al Muzzammil 15-16)
Bahwa sesungguhnya Allah tidak rela apabila dalam beribadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun. Baik itu malaikat yang terdekat atau dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul.
Allah Swt berfirman
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah. (Qs Al Jin 18)
Bahwa barang siapa yang menaati Rasulullah SAW dan menauhidkan Allah, tidak boleh mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka adalah keluarga terdekat.
Allah Swt berfirman
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (QS Al Mujadalah 22)
Syarah :
Kemudian setelah itu, kita juga harus memiliki keyakinan bahwa Allahlah yang memberikan rizqi kepada kita. Tidak ada yang memberikan kita rizqi kecuali Allah. Atau Allahlah satu-satunya yang memberikan riqki kepada kita. Tidak ada yang lain. Bukan atasan kita di kantor, bukan bupati, walikota, gubernur ataupun presiden. Yang memberikan rizqi adalah Allah. Inilah aqidah yang shahih dan benar.
Firman Allah
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rizqi Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS Adz Dzariat 58)
Firman Allah
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rizqi kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS Yunus 31)
Allah mampu menciptakan kita, sudah tentu Allah juga mampu memberikan penunjang kehidupan bagi makhluk yang diciptakan-Nya. Karena sesungguhnya Allah Maha Kaya. Tentu saja Allah mampu untuk memenuhi tanggungan hidup seluruh makhluk-Nya. Dan tidak berkurang perbendaharaan di sisi Allah.
Tentu keyakinan ini akan berimbas kepada keyakinan bahwa untuk setiap makhluk, sudah ada jatah rizqinya masing-masing
Firman Allah
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizqinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhil Mahfuz). (QS Hud 6)
Kiranya patutlah kita menadaburi cicak yang tidak diciptakan bersayap. Sementara makanannya adalah seekor nyamuk yang selalu terbang ke sana ke mari. Tentu tidak mungkin cicak akan mampu menangkap nyamuk, tetapi Allah datangkan seekor nyamuk untuk ditangkap dan menjadi rizqi bagi si cicak.
Dari sini juga kita menjadi yakin dengan hadits Nabi yang mulia bahwa
“Sesungguhnya rizqi itu memburu hamba lebih cepat daripada kejaran ajal” (HR Thabrani)
Maka Imam Ghazali menjelaskan makna ini dalah kitabnya.
Bisa jadi kita tidak tahu dimana rizqi kita. Akan tetapi rizqimu tahu di mana dirimu. Jika ia ada di langit, Allah akan memerintahkannya turun untuk mencurahimu, jika ia ada di bumi, Allah akan menyuruhnya menemuimu. Dan apabila itu ada di dalam lautan, Allah akan menyuruhnya muncul ke depanmu.