[Kajian 3 Prinsip Utama] Bagian 4 : Tiga Prinsip Utama
Matan
Kemudian apabila anda ditanya: “apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia? Maka hendaklah anda menjawab: yaitu mengenal Allah ‘Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penjelasan
Tiga landasan ini adalah berdasarkan kalimat
Radhitu billahi rabba, wa bil islaami dinna, wabi muhammadin nabiya wa rasula
Aku ridha Allah adalah Tuhanku, dan Islam sebagai agamaku, dan nabi Muhammad sebagai nabi
Mengenal yang tiga ini, yaitu mengenal Allah, mengenal Islam dan mengenal Nabi Muhammad adalah tiga kewajiban asasi yang harus dilaksanakan oleh setiap ummat manusia.
Pengertian ma’rifat
Makrifat artinya adalah mengenal. Jadi ma’rifat bukanlah sebuah maqam atau derajat yang tinggi dalam Islam.
Jadi jangan tertipu dengan orang-orang yang suka bilang oh, si anu sudah makrifat. Ilmunya sudah tinggi.
Bukan-bukan seperti itu.
Makrifat artinya mengenal
Jadi Makrifatullah artinya mengenal Allah.
Nah, makrifatullah ini adalah kewajiban asasi atau fardu ain. Wajib atas setiap manusia. Ini adalah landasan yang pertama
Makrifatullah atau mengenal Allah adalah hal utama yang harus disempurnakan olah setiap kita.
Harus tertanam di dalam hati bahwa Allah adalah Rabb Tuhan yang mengatur alam semesta.
Awwaluddin Makrifatullah. Pangkal agama adalah mengenal Allah. Karena dengan mengenal Allah kita akan mengenal diri kita.
Siapa kita?
Darimana kita?
Akan kemana kita?
Mengapa kita diciptakan?
Akan kemana kita setelah mati?
Dengan mengenal Allah kita akan lebih khusyu dalam beribadah. Lebih mantap dalam menjalani hidup. Dan lebih meningkat iman dan taqwa kita.
Dalil-dalil pentingnya mengenal Allah
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS Muhammad 19)
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.” (QS Tha-ha 14)
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Az Zumar 67)
Agar kita mengagungkan Allah dengan pengagunggan yang semestinya maka mengenal Allah harus dilandasi dengan dalil
Dalam hal ini ada tiga dalil yang menjadi patokan dalam hal kita mengenal Allah
- Dalil Naqli (Bukti Al-Quran dan Hadits)
Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui”. Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”. (QS Al-An’an : 19)
- Dalil Aqli (Dalil Akal)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran 190-191)
- Dalil Fithrah
Pada dasarnya manusia mempunyai fitrah untuk bertuhan. Karena inilah perjanjian Allah dengan Manusia dahulunya
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS Al-Araaf 172)
Dengan mengenal Allah disertai dalil-dalil yang kuat maka hubungan kita dengan Allah akan makin dekat dan makin akrab
Hadits Nabi
Dari Abu Hurairah rodhiallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, “Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi.” (HR. Bukhari)
Dengan mengenal Allah berarti kita menyerahkan diri kita dan semua urusan kita kepada Allah. Kita yakin Allah akan senantiasa membimbing kita mengambil jalan yang terbaik. Kita yakin bahwa takdir yang Allah pilihkan adalah yang terbaik. Maka kita tidak akan memikirkan sesuatu yang kita sendiri tidak dapat mengaturnya. Seperti rejeki, jodoh kedudukan dan lain-lain.
Seorang yang mengenal Allah tidak akan sombong kalau dia berhasil, tidak akan kecewa kalau ia gagal. Karena apapun yang Allah berikan adalah yang terbaik baginya
Dengan mengenal Allah maka ibadah akan khusyu. Bismilah-nya akan lebih berenergi, laa ilaha illallahnya akan tertancap ke hati. Begitu juga Tasbih, Tahmid dan takbirnya lebih berbobot.
Dengan mengenal Allah hidup akan menjadi lebih berkah, dan akhirnya akan memperoleh keridhaan Allah dan ditempatkan di surga.