Al Quran

Berkenalan dengan Al Quran

Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah saw adalah Nabi terakhir. Tidak ada nabi setelah beliau. Setiap nabi memiliki mukjizat. Dan mukjizat beliau yang terbesar adalah Al-Quran.

Al Quran adalah bukti kerasulan Nabi Muhammad saw. Sebagai bukti kerasualan Rasul terakhir, tentu kemukjizatannya dapat dirasakan sampai akhir zaman. Dan salah satu bukti kemukjizatan Al Quran yang dapat kita temukan sampai sekarang adalah tentang kandungannya.

Definisi Al Quran.

Al Quran adalah Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan Malaikat Jibril dan sampai kepada kita secara mutawattir dimana membacanya adalah Ibadah.

Al Quran adalah Kalam Allah atau Firman Allah yang berisikan petunjuk untuk ummat manusia agar mendapatkan jalan yang benar. Al Quran sebagai Kalam Allah adalah bukti nyata adanya Allah. Termasuk bukti bahwa Allah bersifat Kalam.

Sebenarnya Firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad itu ada dua. Yang pertama adalah Al Quran dan yang kedua adalah Hadits Qudsi. Adapun salah satu perbedaan antara Al Quran dengan Hadits Qudsi adalah dari segi redaksionalnya/lafadznya. Kalau Al Quran baik makna maupun redaksinya adalah dari Allah. Sedangkan Hadits Qudsi, maknanya dari Allah tetapi redaksinya dari Nabi Muhammad. Perbedaan lainnya adalah kalau Al Quran diturunkan melalui Malaikat Jibril, tetapi Hadits Qudsi langsung Allah mewahyukan ke benak Rasulullah.

Al Quran adalah Mukjizat. Ialah mukjizat yang tak lebur tergerus waktu. Al Quran adalah mukjizat sebelum, ketika dan sesudah ia diturunkan.

Pada zaman Rasulullah para pemimpin Quraisy mengutus Abu Walid untuk menundukkan Rasulullah. Abu Walid adalah seorang sastrawan Arab yang termasyhur. Abu Walid mendatangi Rasulullah agar meninggalkan dakwah dengan iming-iming harta, pangkat dan jabatan. Setelah Abu Walid selesai berbicara, maka Rasulullah membaca surat Fushshilat dari  awal sampai akhir.

Abu Walid terpesona dengan keindahan gaya sastra ini. Tanpa bicara ia tinggalkan Rasulullah.

Dan ketika ia kembali kepada pembesar Quraisy, ia berkata:”Aku belum pernah mendengar keindahan kata-kata seperti itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir, bukan pula mantra. Sesungguhnya Al Quran itu ibarat pohon yang daunnya rindang dan akarnya menghujam ke tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak terdengar. Itu bukanlah kata-kata manusia. Ia tinggi dan tak ada yang mengatasinya.

Perkataan Abu Walid ini sejalan dengan Firman Allah dalam surat Al Baqarah:

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah  satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” Qs Al Baqarah 2; 23-24.

Sesungguhnya kemukjizatan Al Quran bukan dari segi tata-bahasa saja. Kemukjizatan Al Quran juga terdapat dalam kandungan-kandungannya.

Dalam Al Quran banyak terdapat berita-berita dan janji-janji mengenai masa yang akan datang. Dimana berita-berita masa depan itu terjamin keakuratannya. Seperti janji Al Quran pada awal surat Ruum yang menyatakan bahwa Romawi akan mengalakan Persia. Padahal saat itu tahun 615 masehi Romawi dikalahkan oleh Persia. Dan kaum Musyrik Makkah sering mencemooh ayat ini. Maka 7 tahu kemudian ternyata berita Al Quran itu terbukti.

Selain itu kemukjizatan Al Quran dapat dibuktikan sampai sekarang. Misalkan dalam surat An Naml disebutkan kisah Nabi Sulaiman dan tentaranya yang berhenti karena rombongan semut. Dalam surat tersebut disebutkan.

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” Qs An Naml 27 ; 18.

Dalam ayat tersebut disebutkan kata ‘qaalat namlatun’ berkatalah seekor semut(betina). Jumhur Mufasirin Klasik barangkali kurang ‘ngeh’ dengan betuk muannats dalam ayat tersebut. Sehingga hanya ditafsirkan sebagai seekor semut. Barulah ternyata sekarang menurut penelitian empirik terbukti bahwa masyarakat semut dipimpin oleh Ratu semut.

Kemudian Al Quran sampai kepada kita secara mutawatir. Mutawatir artinya dari orang banyak kepada orang banyak dan bersambung. Begitu juga Al Quran yang turun kepada Rasulullah, ia ditulis dan dihafal para sahabat berdasarkan arahan Rasulullah. Kemudian pada masa Abu Bakar, Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah mushaf. Pengumpulan ini selesai pada masa Khalifah Utsman. Dimana dalam penyusunan tersebut berdasarkan tim pengumpul yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit sekretaris Rasulullah.

Metode penyusunan Al Quran yang dilakukan oleh panitia ang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdur Rahman bin Harits bin Hisyam adalah dengan merujuk kepada para hufaz yang masih ada. Selain  itu juga harus diperkuat dengan merujuk kepada catatan-catatan para sekretaris Rasulullah. Lalu disusun berdasarkan petunjuk yang pernah diberikan Rasulullah.

Membaca  Al Quran adalah ibadah.

Karena itu bacalah Al Quran. Sebab Allah memberikan pada setiap hurufnya sepuluh ganjaran. Dimana Alif Lam Mim tidak dihitung satu huruf. Melainkan Alif sendiri, Lam sendiri dan Mim sendiri. Maka Alif Lam Mim 30 kebaikan.

Bacalah Al Quran. Karena  ia akan menolongmu pada hari engkau dibangkitkan kembali.

Bacalah Al Quran. Karena ia adalah Al Hudaa. Dia adalah petunjuk. Bagi orang-orang yang bertakwa dan juga bagi manusia.

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi orang yang bertaqwa.” (Qs Al Baqarah 2: 2)

“Bulan Ramadhan (ialah) bulan diturunkan Al Quran (sebagai) petunjuk bagi manusia, dan penjelasan bagi petunjuk itu dan pembeda (antara kebenaran dan kebatilan)” (Qs Al Baqarah 2; 185)

Bacalah Al Quran. Karena Al Quran itu adalah Asy-Syifaa (Penyembuh).   Ialah Dawaa atau obat yang menyembuhkan penyakit hati yang gelisah, dada yang sempit, pikiran yang kacau, maupun jiwa yang gersang .

Sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus 10 ; 57: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran(Mau’izhah) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Bacalah Al Quran. Karena ia adalah An Nuur(Penerang) jalan. Al Quran adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis. Al Quran adalah kitab yang lengkap. Sumber rujukan yang paling utama.

Maka bacalah Al Quran. Ketika pikiranmu buntu. Semoga engkau akan memperoleh jalan keluar yang cemerlang. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah 5; 15-16: “Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Yang dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”

Semoga kita termasuk golongan orang yang menjadikan Al Quran sebagai petunjuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *